Konsultan ISO Jakarta - Supervisi adalah seseorang yang bertugas mengawasi jalannya pekerjaan atau proses. Dalam dunia kerja, aktivitas supervisi dilakukan olhe seorang yang bernama Supervisor, jabatan Supervisor ini seringkali diartikan sebagai jabatan Penyelia yang berada di atas karyawan biasa (staff/operator), namun masih dibawah level Manager. Lalu, apa pengertian dari Supervisi?
Kata Supervisi dapat didefinisikan menurut beberapa kategori. Secara etimologis, Supervisi berasal dari bahasa Inggris Supervision. Super berarti di atas, sedangkan vision berarti pengelihatan/ melihat. Jika diartikan secara bebas, maka Supervision dapat pula dimaknai sebagai melihat dari atas.
Namun bukan berarti kata Supervisi ini dapat dimaknai secara harafiah begitu saja sebagai kegiatan melihat orang lain dari atas, melainkan lebih kepada makna mengawasi orang lain yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki jabatan yang lebih tinggi ke orang yang memiliki jabatan lebih rendah.
Tugas Seorang Supervisi
Seorang supervisor memiliki pekerjaan yang yang cukup kompleks dan tidak mudah. Ia harus melakukan bimbingan dan pengawasan kepada team yang berada di bawahnya agar mampu bekerja sesuai dengan standar dan arahan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis kegiatan Supervisi yang biasa dilakukan:
1. Reseach: Penelitian
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh seorang supervisor adalah melakukan penelitian mengenai situasi perusahaan dan juga karyawan-karyawan yang berada di bawahnya. Kegiatan Supervisi yang satu ini bertujuan agar seorang supervisor dapat merumuskan problem melalui data yang ada. Supervisor harus memiiki kompetensi mengumpulkan berbagai fakta dan opini sebagai bahan analisis untuk memberi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik, misalnya observasi wawancara, angket atau pendekatan statistik.
Baca Juga: Apa Saja Perubahan ISO 19011:2018 dari ISO 19011:2015?
2. Evaluation: Penilaian
Selain melakukan penelitian, aktivitas Supervisi lainnya adalah melakukan evaluasi atau penilaian secara kooperatif dengan karyawan yang ada di bawahnya. Kegiatan evaluasi tersebut antara lain:
- Bersama-sama mencari aspek-aspek positif yang telah dicapai;
- meninjau aspek-aspek negatif yang masih menjadi penghalang/hambatan pencapaian kinerja;
- menganalisa penyebab terjadinya hambatan pencapaian kinerja yang dialami.
3. Improvement: Peningkatan
Setelah pada tahap sebelumnya seorang Supervisor mengetahui hal-hal apa yang menjadi kelemahan/hambatan dan kelebihan pada pekerjaannya, pada tahap ini aktivitas Supervisi berikutnya adalah melakukan perbaikan dan peningkatan berkesinambungan (Continuous Improvement) yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik selanjutnya.
Tahap improvement yang harus dilakukan Supervisi yaitu:
- Bersama-sama mencari solusi-solusi terbaik untuk mengatasi kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang dialami;
- mempertahankan proses yang sudah baik, dan meningkatkannya agar lebih baik lagi.
4. Assistance: Bimbingan
Seorang Supervisor memiliki kewajiban untuk memberikan bimbingan (assistance), arahan (directing) dan penyuluhan (counseling) kepada bawahannya. Aktivitas Supervisi dalam tahap assistance yaitu:
- Menyediakan waktu dan tenaganya untuk membantu dan memberi arahan kepada tim
- Mengoptimalkan personil ke arah perbaikan;
- Memberi bimbingan dan penyuluhan menuju objective yang diharapkan.
5. Cooperation: Kerjasama
Salah satu kegiatan Supervisi adalah menciptakan iklim kerjasama dan gotong-royong secara kekeluargaan di antara supervisor dan “supervisee” (orang yang disupervisi). Kegiatan ini bertujuan untuk membawa supervisee ke arah perbaikan situasi yang lebih baik. Pada aktivitas ini seorang supervisor dituntut untuk menjadi pemimpin yang membaur dalam tim untuk menciptakan suasana kerja yang kolaboratif dalam mencapai kesuksesan tim
Pada penerapannya aktivitas Supervisi bertujuan untuk mengarahkan tujuan tim dan mengawasi aktivitas proses yang dilakukan agar selalu berada On Track, memberikan bimbingan dan menghilangkan masalah dan hambatan yang menghalagi kinerja tim dengan menjadi problem solver bagi tim yang dikepalainya.